Animated Dance Dance Revolution DDR Red

Jumat, 28 Mei 2010

Riwayat Singkat nama Palabuan

Nama Palabuan di Indonesia itu banyak sekali, tapi Palabuan yang saya maksudkan adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berikut riwayat singkat nama Palabuan.

Menurut cerita orang-orang tua yang telah lama meninggalkan dunia,asal mula nama Palabuan dengan tuturan kata sebagai berikut :
Zaman dulu kala di daerah Banten dan Cirebon sudah berdiri kerajaan Islam,suatu waktu dua kerajaan tersebut berselisih saling bermusuhan.
Oleh karena bencinya kerajaan Banten kepada kerajaan Cirebon,maka dari kerajaan Banten mengutus salah seorang yang tangguh menghadapi musuh dan perkasa menghadapi lawan,berwibawa dan tinggi ilmunya,datang ke kerajaan cirebon sambil membawa persembahan "Sekarung Jamu",untuk diserahkan ke kerajaan Cirebon. Tapi dengan maksud mau menghianati Sri Sultan kerajaan Cirebon,karena pada hakekatnya "jamu" tersebut adalah racun yang sangat berbahaya dan dapat menewaskan. Campuran jamu itu diantaranya ialah tepung cabe rawit yang sangat pedas sekali.
Setelah sampai di pintu kerajaan,utusan dari Banten itu segera disambut oleh Sri Sultan. Rupanya Sri Sultan sudah "weruh sedurung winarah" (mengetahui sebelum kejadian) atas prilaku yang akan diperbuat utusan itu yaitu menghianati beliau.
Maka dengan segala ilmu yang ada pada Sri Sultan digunakannya untuk menghadapi utusan itu. Tiba-tiba kumis seorang utusan itu melebar dan mengeras yang akhirnya,utusan tersebut tidak dapat masuk ke pintu kerajaan,karena terhalang oleh kumisnya itu.
Namun,meskipun jamu itu merupakan racun,Sri Sultan Cirebon dapat juga mengelakannya dari racun tersebut dan akhirnya diterima saja. Jamu itu dapat juga dimanfaatkan dengan dicampuri oleh bubuk rebon (udang kecil) yang akhirnya atas percampuran itu berubahlah menjadi sambal terasi yang enak dan gurih,bukan lagi racun. Itulah kepandaian dan keluwesan Sri Sultan dalam ceritanya.
Sambil berdiri di muka pintu Sri Sultan bersabda kepada utusan dari Banten itu :
"Jamu yang kau serahkan sudah saya terima,kau harus pulang sekarang juga". Inilah sebagai tanda jasa saya,sebuah tempurung kelapa yang bulat dan berisi air dan sebuah sintungnya harus kau bawa pulang. Tapi jalannya harus menuju arah Selatan,menyelusuri lereng gunung Ciremay.
Kemudian utusan itu pulang dan selalu mentaati dan menurutiti atas petunjuk dan nasihat Sri Sultan. Kalau dilanhar petunjuknya,mungkin terjadi lagi mara bahaya yang menimpa dirinya,karena maksud dan tujuan jahatnya sudah lebih dulu diketahui oleh Sri Sultan,lebih-lebih ia mendapat malu yang tidak terhingga atas kejadian pada kumisnya. Ia berfikir bahwa ilmu yang dimilikinya lebih rendah dari Sri Sultan.
Lama-kelamaan,utusan tersebut sampailah ke sebuah tempat di lereng gunung Ciremai ialah Cikaracak (nama sekarang). Di sana dia merasa pusing dan perasaan makruh menjadi-jadi,karena harus meloncati lereng yang sangat curam dan berbahaya. Ketika berjalan ke sana,kemari,tiba-tiba tempurung kelapa yang dibawanya jatuh pecah berantakan dan airnya tertumpah. Maka dari air yang tertumpah itu keluarlah,air sungai yang mengalir deras menuju hilir yang akhirnya dinamakan aliran Sungai Cikeruh. Menurut ceritanya,Cikeruh berasal dari perasaan yang keruh dan makruh,utusan Banten itu.
Akhirnya utusan Banten itu merasa keheranan atas kejadian itu dan barang yang dibawanya itu tinggal sintung kelapa saja.
Setelah melihat air sungai yang mengalir deras,utusan itu menaiki sintung diatas sungai Cikeruh dan tidak tenggelam,sebagai sampan ajaib,untuk meneruskan perjalanannya.
Setelah beberapa lama menunggangi sampan ajaib,utusan itu merasa lelah dan disuatu tempat sampai itu ditambatkan ke sebuah pohon yang besar bertempat di Cimukul.
Kemudian setelah beristirahat,diteruskannya perjalanannya menuju ke hilir dan disuatu tempat singgah dulu,naik ke darat yang akhirnya sampai menetap di sana sampai akhir hayatnya. Yang sekarang hanyalah tinggal pemakamannya dengan sebutan makam MBAH BUYUT NYATA,tepatnya terdapat di Desa Cisambeng,Kecamatan Sumberjaya.
Setelah sampan itu pertama kali berlabuh di Cimukul,akhirnya banyak perahu-perahu yang hilir-mudik dan berlabuh di sana,dan berubahlah nama Cimukul menjadi PALABUAN,yang dahulunya tempat berlabuh perahu perahu.

Template by:

Free Blog Templates